-->

Senin, 02 Januari 2012

Bioinformatika dalam Budidaya Perikanan

Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi dibidang molekular. Pembahasan dibidang bioinformatik ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomic yang terdapat dalam molekul DNA.

Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh teknologi informasi melalui perkembangan hardware dan soffware. Baik pihak pabrikan sofware dan harware maupun pihak ketiga dalam produksi perangkat lunak. Salah satu contohnya dapat dilihat pada upaya Celera Genomics, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat yang melakukan pembacaan sekuen genom manusia yang secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi sehingga bisa melakukan pekerjaannya dalam waktu yang singkat.

Perkembangan teknologi DNA rekombinan memainkan peranan penting dalam lahirnya bioinformatika. Teknologi DNA rekombinan memunculkan suatu pengetahuan baru dalam rekayasa genetika organisme yang dikenala bioteknologi.Perkembangan bioteknologi dari bioteknologi tradisional ke bioteknologi modren salah satunya ditandainya dengan kemampuan manusia dalam melakukan analisis DNA organisme, sekuensing DNA dan manipulasi DNA.

Pada jurnal Fenotipe Keturunan Pertama Ikan Koi hasil Hibridasi (Phenotype Of First Generation Of Koi Hibridization), bidang budidaya perikanan dalam bioinformatika di gunakan untuk perkawinan silang atau hibridasi. Yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak variasi keturunan. Pada ikan koi (Cyprinus carpio L.) kombinasi warna yang diinginkan dapat diperoleh dengan cara melakukan persilangan ikan warna tertentu.
Persilangan antara jenis koi yang menghasilkan keturunan dengan pola warna yang beragam ini menunjukan bahwa baik induk betina maupun induk jantan sangat berperan dalam pewarisan warna terhadap keturunannya, dalam arti bahwa keturunan yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua sifat induknya. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Gomelsky et al. (1996) bahwa segresi warna pada keturunan normal (ampimiktik) tergantung pada kedua induknya, sehingga sukar dalam menentukan nilai kontribusi dari masing-masing induk terhadap keturunannya.




Angga Dwi Hernanto
26010210130097
Budidaya Perairan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar